Sunday, July 10, 2011

0

Mengapa Masih (menggunakan film) Hitam Putih? by: FFC

Posted in

M Haris Adhi Shadow
Di masa ketika olah digital menjadi jalan hidup, dan fotografi sudah tereduksi maknanya menjadi sekedar “grafi” (menggambar) tanpa “foto” (cahaya) saja, kok (masih pake film) hitam putih?
Ketika warna sudah menjadi elemen tak terpisahkan dari komposisi, ketika birunya langit sudah menjadi sangat mengikat foto-foto lansekap kita, kok (masih pake film) hitam putih?
Dari sejumlah referensi beragam jawaban, opini dan pendapat didapat. Sebagian di antaranya adalah:
1. More vintage more prestigious. Istilah fotografi dirumuskan oleh Sir John Herschel pertamakali di era hitam putih, sehingga sebagian orang menyebutnya vintage. Sebagian lain menyebutnya klasik, dan ada juga yang menyebutnya outdated. Sementara bagi sebagian orang, kuno itu aib, bagi kalangan tertentu kuno itu bergengsi. More vintage more prestigious.


2. Dramatization is black and white way. Fotografi hitam putih itu memiliki efek tersendiri. Ketidakhadiran warna menegaskan garis dan tekstur. Komposisi lebih jelas mempertegas pesan.
3. Fotografi hitam putih menunjukkan hasil cetakan yang lebih sophisticated. Gradasi dari zona hitam pekat ke putih terang berlangsung dalam proses yang kaya tone terutama untuk fibre-based paper.

4. Black and white is for expert and geeks only. Pemrosesan film hitam putih menjadi foto tercetak membutuhkan banyak parameter teknis. Ansel Adams bahkan membagi workflow nya ke dalam tiga bagian, yaitu The Camera, The Negative, dan The Print. Dan kita bisa mengatur hasil melalui masing-masing tahapan.
5. After you've mastered the basics, you may take this proficiency where you will, but it's a pre-requisite of making informed art. Fotografi hitam putih adalah dasar. Ibaratnya, sebelum membentuk sebuah lukisan mahakarya dengan kuas dan palet seorang pelukis dilazimkan untuk belajar menggambar memakai pensil dan kertas terlebih dahulu.
6. Because I like it. Pada dasarnya, banyak juga yang memiliki satu alasan simpel, karena murni karena kesukaan.
Pada akhirnya semua kembali ke pada personal masing-masing, mengenai alasan mengapa mereka memotret memakai film hitam putih. (Teks: Andika Betha)
NB: Semua foto di-digitalisasi dengan teknik scan














Brian Radiastra - Taman Sriwedari


















Nizar Arsyadani - Sudut Tamansari















Melisa Dwi A - Refleksi















Novandi K. Wardana - Permainan Bocah




















Rizky Amalia M - SRIATS















Rizky Utami - Becak JOGJA














Sonny Aldo - Tumpukan Kayu















V Putu Mario - Refleksi Gua
















Eva Patriana - Kumpulan Sepeda




















Bahtiar Anang - Kepala Budha









Ambar Kusumaningrum - Dilarang Masuk

0 comments: